Bayanganku seperti tak nyata terlukis di jalanan itu
Di terang mentari…aku tak yakin itu bayanganku..
Terimakasih..
Kau disini.. masih berusaha selamatkan kebingunganku..
Maaf..
Aku yang kadang masih saja tak mengerti siapa aku..
Tungguilah aku.. hingga luapan laut surut kembali
Aku ingin seberanginya..
Sebentar..
Bersabarlah hati..jiwa..
Aku yang tak punya kuasa menghentikannya mengalir.
Sesak yang tak aku mengerti datangnya..
Tak baik untukku.. jiwa..detikku
Jangan sekarang..kumohon..
Ini...disini..
Panasnya melukaiku..
Aku tahu tak akan terbuang..
Bersabarlah hati…jiwa…
Untukku…
Rabb yang agung..
Tata hati, jiwa..ini, aturlah semau_Mu
Berikan pengertian dan pengakuan pada mata, hati,
juga telingaku
Bersabarlah..hati..jiwa..
Ini bukan keniscayaan
Aku membutuhkanmu.. selalu..
Berikan aku pengertianmu tentang kata “bahagia”
Selamanya..
Hmm
BalasHapusbersabar la wahai belahan jiwa ku,...
saat itu akan tiba pada waktunya,.
karena suratan itu telah tercatat sejak kita dilahirkan,.