09 Desember 2012

Hei Kalian.. Oknum Negeriku


Hai saudara ku sekalian…
Lupakah pada deru semangat yang berkobar dari para pejuang masa lalu
Lupakah pada nyawa yang tercabut dengan simbahan darah berserak bak puing-puing yang tak bernilai itu
Bukankah itu semua demi masa depan negeri kita ini??

Kenapa??
Karena kalian menganggap “Indonesia Raya” itu hanya sarapan para akademisi, para pegawai pemerintah??
Atau karena kalian lupa pada cerita nenek kakek yang tua renta itu..
Apa kalian tak lagi menanyakan cerita masa lalu mereka?
Tentang gelapnya jalanan mereka yang tertutupi semak-semak penjajahan
Tentang keringat dan wajah kemiskinan itu yang tetap semangat membesarkanmu..

Atau… kalian menyimpan dendam pada bangsa ini yang setiap hari mempertontonkan kisah koruptor?
Hei..hei..hei… Tapi kenapa?? Harusnya kau membalasnya pada dirimu sendiri..

Wahai hamba Allah yang kedua matanya terselimuti mega hitam..
Sebagian kisah kemerdekaan di negeri ini rusak..oleh kalian
Segeralah memohon kasih sayang-Nya untuk tidak terlepas dari hidupmu yg singkat itu..

Sungguh.. seluruh tubuh ini menangisinya..
Sepetak dari Negeriku..
Hanya menjadi permainan zaman yang fana
Uang, kekuasaan, kehormatan?? O..Ya??
Kehormatan sebatas sepetak tanah negeri ini
Aku melihatnya bak kubangan lumpur..
Tapi aneh.. kalian melihatnya sebagai lautan emas..

Hei kalian yang sibuk memperebutkan tahta
Citramu tak akan bisa dibangun dengan tong kosong..
Berlapis seribu, sepuluh ribu, seratus ribu, sejuta rupiah

Kalian yang berbangga diri pada plat merah
Plat merah yang kau nodai itu..
Darimana kalian mendapatkannya? Merampas? Merampok? Menjarah?
Pada hak-hak yang kau hakimi..

Penghianat negeri.. Yang meringis tersenyum membelai angan-angannya..
Ingatlah.. Allah tidak tidur…
Jika kalian tertawa diatas sebuah perjanjian pada kepolosan yang kalian bungkam
Apa pernah terlintas, kepolosan itu punya hati, punya naluri, juga punya amarah..

Terimakasih…sekali..
Kalian membuat kami…kami…kami…akan menyalakannya lagi..
Hingga suatu hari amarah negeri ini akan menghanguskan kalian
Dan kita lihat nanti pada waktunya Tuhan yang agung akan tunjukkan pada kalian
Tentang kenistaan yang kini kalian banggakan..
Berdoalah bahwa saat itu kalian masih bisa menyesal.

Maaf…Jika aku menghujatnya..
Maaf...Jika naruniku menghukum kalian lebih dari yang layak di ucap kata
Maaf...Jika amarahku pada laku kalian tak sesantun kata-kataku yang hina tadi
Maaf...Jika rasaku seperti menginjak kalian di sela dedaunan jalan yang berserak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar