Hai
saudara ku sekalian…
Lupakah
pada deru semangat yang berkobar dari para pejuang masa lalu
Lupakah
pada nyawa yang tercabut dengan simbahan darah berserak bak puing-puing yang
tak bernilai itu
Bukankah
itu semua demi masa depan negeri kita ini??
Kenapa??
Karena
kalian menganggap “Indonesia Raya” itu hanya sarapan para akademisi, para
pegawai pemerintah??
Atau
karena kalian lupa pada cerita nenek kakek yang tua renta itu..
Apa
kalian tak lagi menanyakan cerita masa lalu mereka?
Tentang
gelapnya jalanan mereka yang tertutupi semak-semak penjajahan
Tentang
keringat dan wajah kemiskinan itu yang tetap semangat membesarkanmu..
Atau…
kalian menyimpan dendam pada bangsa ini yang setiap hari mempertontonkan kisah
koruptor?
Hei..hei..hei…
Tapi kenapa?? Harusnya kau membalasnya pada dirimu sendiri..
Wahai
hamba Allah yang kedua matanya terselimuti mega hitam..
Sebagian
kisah kemerdekaan di negeri ini rusak..oleh kalian
Segeralah
memohon kasih sayang-Nya untuk tidak terlepas dari hidupmu yg singkat itu..
Sungguh..
seluruh tubuh ini menangisinya..
Sepetak
dari Negeriku..
Hanya
menjadi permainan zaman yang fana
Uang, kekuasaan,
kehormatan?? O..Ya??
Kehormatan sebatas sepetak tanah negeri ini
Aku
melihatnya bak kubangan lumpur..
Tapi aneh.. kalian melihatnya sebagai lautan emas..
Hei
kalian yang sibuk memperebutkan tahta
Citramu
tak akan bisa dibangun dengan tong kosong..
Berlapis
seribu, sepuluh ribu, seratus ribu, sejuta rupiah
Kalian
yang berbangga diri pada plat merah
Plat
merah yang kau nodai itu..
Darimana
kalian mendapatkannya? Merampas? Merampok? Menjarah?
Pada
hak-hak yang kau hakimi..
Penghianat
negeri.. Yang meringis tersenyum membelai angan-angannya..
Ingatlah..
Allah tidak tidur…
Jika
kalian tertawa diatas sebuah perjanjian pada kepolosan yang kalian bungkam
Apa
pernah terlintas, kepolosan itu punya hati, punya naluri, juga punya amarah..
Terimakasih…sekali..
Kalian
membuat kami…kami…kami…akan menyalakannya lagi..
Hingga
suatu hari amarah negeri ini akan menghanguskan kalian
Dan
kita lihat nanti pada waktunya Tuhan yang agung akan tunjukkan pada kalian
Tentang
kenistaan yang kini kalian banggakan..
Berdoalah
bahwa saat itu kalian masih bisa menyesal.
Maaf…Jika
aku menghujatnya..
Maaf...Jika naruniku menghukum kalian lebih dari yang layak di ucap kata
Maaf...Jika
amarahku pada laku kalian tak sesantun kata-kataku yang hina tadi
Maaf...Jika
rasaku seperti menginjak kalian di sela dedaunan jalan yang berserak.